Kadarsah

Meteorologi dan Sains Atmosfer

Mengenal Iklim Indonesia

Posted by kadarsah pada November 30, 2007

Iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode yang panjang. Sedangkan cuaca merupakan keadaan atmosfer pada suatu saat. Ilmu yang mempelajari iklim adalah klimatologi. Meteorologi mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi didalam atmosfer terutama pada lapisan bawah (troposfer).

Klimatologi berasala dari bahasa Yunani klima dan logos. Klima berarti kemiringan bumi yang terfokus pada pengertian lintang tempat. Logos berarti ilmu.

Meteorologi berasal dari bahasa Yunani, meteoros dan logos. Meteoros berarti benda yang ada didalam udara.

Pembagian klimatologi berdasarkan cakupan daerah kajian:

1. Makroklimatologi : ukuran global

2. Mesoklimatologi : ukuran 10-100 km

3. Mikroklimatologi : ukuran kurang dari 100 m

Sistem iklim terdiri komponen:

1. atmosfer atau udara

2. litosfer atau batuan

3. hidrosfer terdiri dari cair atau air

4. kriosfer tediri dari es,salju dan gletser.

5. biosfer terdiri tumbuhan dan mahluk hidup.

Di permukaan bumi banyak sekali macam iklim, untuk menyederhanakan maka dilakukan upaya pengelompokan iklim.

Pengelompokan iklim berdasarkan pendekatan:

1. metode genetik : penentu faktor iklim yaitu pola sirkulasi udara, radiasi bersih dan fluks kelembaban.

2. metode generik ( empirik).: unsur iklim yang diamati atau efeknya terhadap gejala lain, contohnya manusia atau tumbuhan.

Mayoritas pengelompokan iklim menggunakan metode genetik sekitar 10 % sisanya berdasarkan metode empirik.

Metode Genetik digunakan oleh:

1. H.Flohn (1950) berdasarkan : sabuk angin global dan ciri curahan

2. Strahler (1969) berdasarkan: massa udara yang dominan dan ciri curahan.

3. Budyko (1956) berdasarkan: neraca energi ( indeks radiasi kekeringan).

Metode empirik:

1. Koppen (1900) berdasarkan hubungan iklim dengan tumbuhan dengan kriteria numerik digunakan untuk menentukan jenis dan unsur iklim.

2. Thornthwaite berdasarkan evapotranspirasi dan curah hujan.

3. Miller berdasarkan suhu dan curah hujan.

4. Schmidt & Ferguson (1951) berdasarkan curah hujan untuk menentukan jumlah bulan kering dan bulan basah.

5. Oldeman (1975) berdasarkan curah hujan yang difokuskan pada bidang pertanian

6. Mohr berdasarkan tingkat kelembaban dengan menyertakan pengaruh curah hujan

7. Miller berdasarkan suhu dan curah hujan

Jenis Iklim Flohn (1950):

Jenis Iklim

Karakteristik Curah Hujan

I

Katulistiwa Barat

Basah

II

Tropis

Hujan musim panas

III

Kering subtropics

Kering sepanjang tahun

IV

Hujan musim dingin

Hujan musim dingin

V

Ekstra tropis barat

Curahan sepanjang tahun

VI

Subpolar

Curahan sepanjang tahun tetapi terbatas

VIa

Sub Benua Boreal

Curahan musim panas terbatas, curahan musim dingin kurang

VII

Polar Tinggi

Curahan kurang sekali,salju turun awal musim dingin, curahan musim panas

Jenis Iklim Strahler (1969)

Jenis Iklim

Faktor penentu iklim

I

Iklim lintang rendah

Massa udara katulistiwa dan tropis

a

Khatulistiwa basah

b

Pantai angin pasat

c

Gurun dan stepa tropis

d

Gurun pantai barat

e

Kering-basah tropis

II

Iklim lintang menengah

Massa udara polar dan tropis

a

Subtropis lembab

b

Pantai barat laut

c

Mediterania

d

Gurun dan stepa lintang menengah

e

Benua lembab

III

Iklim lintang tinggi

Massa udara polar dan artik

Subartik benua

Subartik laut

tundra

IV

Iklim daratan tinggi

Ketinggian sebagai penentu iklim

Jenis Iklim Budyko (1956)

Jenis Iklim

Nilai indeks kekeringan

I

Gurun

> 3

II

Separuh gurun

2-3

III

Stepa

1-2

IV

Hutan

0.33-11

V

Tundra

<0.33

Jenis Iklim Koppen (Dr Wladimir Koppen ahli ilmu iklim dari Jerman, 1918)

Koppen membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.

Lambang

Jenis Iklim

A

Iklim Hujan Tropis

Af

Iklim hutan hujan tropis

Aw

Iklim savanna

Am

Iklim monsoon tropis

B

Iklim kering

BSh

Iklim stepa kering

BSk

Iklim stepa sejuk

BWh

Iklim gurun terik

BWk

Iklim gurun sejuk

C

Iklim Hujan Sedang Panas

Cfa

Kelembaban sepanjang musim, musim panas terik

Cfb

Kelembaban sepanjang musim, musim panas panas

Cfc

Kelembaban sepanjang musim, musim panas pendek, sejuk

Cwa

Hujan musim panas,musim panas terik

Cwb

Hujan musim panas,musim panas panas

Csa

Hujan musim dingin,musim panas terik

Csb

Hujan musim dingin,musim panas panas

D

Iklim Hutan Salju Sejuk

Dfa

Kelembaban sepanjang musim, musim panas terik

Dfb

Kelembaban sepanjang musim, musim panas panas

Dfc

Kelembaban sepanjang musim, musim panas pendek, sejuk

Dfd

Kelembaban sepanjang musim, musim dingin dingin luar biasa

Dwa

Hujan musim panas,musim panas terik

Dwb

Hujan musim panas,musim panas panas

Dwc

Hujan musim dingin,musim panas terik

Dwd

Kelembaban sepanjang musim, musim dingin dingin luar biasa

E

Iklim Kutub

ET

Tundra

EF

Salju dan es abadi

Menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D.

  • Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.
  • Aw = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.
  • C = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.
  • D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.

Kriteria utama iklim A,B,C,D,E

Jenis Iklim

Ciri-ciri iklim

A

Suhu rata-rata bulan terdingin minimal 18C, curah hujan tahunan > evapotranspirasi tahunan.

B

Evapotranspirasi potensial tahunan rata-rata > curahan tahunan rata-rata. Tidak ada kelebihan air.

C

Suhu rata-rata bulan terdingin -3 s.d 18C . Bulan terpanas > 10 C.

D

Suhu rata-rata bulan terdingin < 10 C, bulan terpanas >10 C.

E

Suhu rata-rata bulan terpanas < 10 C, untuk daerah tundra 0 s.d 10 C, untuk daerah salju abadi < 10C.

Kriteria tambahan Iklim Koppen

Jenis Iklim

Ciri-ciri iklim

f

Tidak ada musim kering,basah sepanjang tahun.

m

Monsoon,dengan musim kering pendek,dan sisanya hujan lebat sepanjang tahun.

w

Hujan musim panas

S

Kondisi kering pada musim panas

W

Kondisis kering pada musim dingin

Jenis Iklim

Ciri-ciri iklim

a

Musim panas terik, suhu rata-rata bulan terpanas > 22C

b

Musim panas yang panas, suhu rata-rata bulan terpanas <22C

c

Musim panas yang sejuk dan pendek, rata-rata kurang dari 4 bulan memiliki suhu > 10C

d

Musim dingin yang sangat dingin, suhu rata-rata bulan terdingin < -3C

h

Terik, suhu tahunan rata-rata > 18 C

k

Sejuk, suhu tahunan rata-rata < 18 C

Jenis Iklim Thornthwaite (1933)

Pembagian daerah berdasarkan suhu

Lambang

Ciri-ciri iklim

Karakteristik Tanaman

Indeks P-E

A

Basah

Hutan Hujan

>128

B

Lembap

Hutan

64-127

C

Kurang lembap

Padang rumput

32-63

D

Agak kering

Stepa

16-31

E

Kering

Gurun

<16

Lambang

Ciri-ciri iklim

Indeks T-E

A`

Tropis

>128

B`

Mesotermal

64-127

C`

Mikrotermal

32-63

D`

Taiga

16-31

E`

Tundra

<16

F`

Salju

—————————————

Contoh klasifikasi iklim:

BA`: iklim tropis lembab

BB` :iklim mesotermal lembap

CA`:iklim tropis kurang lembap

DA`:iklim tropis agak kering

DB`:iklim mesotermal agak kering

hhhhhhhh

Iklim Schmidt & Feguson

Menggunakan kriteria bulan sebagai berikut:

Bulan

Curah hujan

Basah

> 100 mm

Lembap

60-100 mm

Kering

< 60 mm

Dengan menggunakan persamaan:

Q = jumlah rata-rata bulan kering

Jumlah rata-rata bulan basah

Tahapan menghitung Q:

1. Menghitung jumlah bulan kering dan bulan basah tiap tahun

2. Menjumlahkan hasil no.1 dalm suatu periode (misal 30 tahun)

3. Menghitung nilai Q

Lambang Iklim

Nilai Q

A (Sangat Basah)

< 0.143

B (Basah)

0.144-0.333

C (Agak Basah)

0.334-0.600

D (Sedang)

0.601-1

E (Agak Kering)

1.001-1.670

F (Kering)

1.671-3

G (Sangat Kering)

3.001-7

H (Sangat Kering Sekali)

7.001

Jenis Iklim di Pesisir Pulau Jawa menggunakan klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson (1967-1976)

peta-iklim-jabar1.jpg

Jenis IklimOldeman

Bulan

Curah hujan

Basah

> 200 mm

Kering

< 100 mm


Lambang

Jumlah Bulan Basah Yang Berurutan

A

> 9

B

7-9

C

5-6

D

3-4

E

< 3

Lambang

Jumlah Bulan Basah Yang Berurutan

Jumlah Bulan Kering Yang Berurutan

A

> 9

B1

7-9

< 2

B2

7-9

2-4

C1

5-6

< 2

C2

5-6

2-4

C3

5-6

5-6

D1

3-4

<2

D2

3-4

2-4

D3

3-4

5-6

D4

3-4

>6

E1

<2

E2

2-4

E3

5-6

E4

>6

Jenis Iklim di Bandung menggunakan klasifikasi Iklim Oldeman (1967-1976)

oldemanfix.jpg

IklimMohr

Bulan

Curah hujan

Basah

> 100 mm

Lembap

60-100 mm

Kering

< 60 mm

Jenis Iklim Miller

A

Iklim Terik

Suhu rata-rata tahunan > 21.1C, tak ada bulan yang memiliki suhu < 18 C.

Jenis Iklim

Kriteria Curah Hujan

1

Iklim khatulistiwa

Hujan dengan maksimum ganda

1m

Iklim khatulistiwa

Hujan jenis monsun

2

Iklim laut topis

Tak menunjukan musim kering yang jelas

2m

Iklim laut tropis

Hujan jenis monsun

3

Iklim benua tropis

Hujan pada musim panas

3m

Iklim benua tropis

Hujan jenis monsun

B

Iklim Sedang Panas

Tak ada musim dingin, tak ada bulan dengan suhu< 6.1 C

Jenis Iklim

Kriteria Curah Hujan

1

Iklim mediterania

Hujan pada musim dingin

2

Iklim mediterania

Hujan merata

2m

Iklim mediterania

Hujan jenis monsun

C

Iklim Sedang Sejuk

Musim dingin lamanya 1-5 bulan dengan suhu rata-rata < 6.1 C

Jenis Iklim

Kriteria Curah Hujan

1

Iklim laut

Hujan merata atau maksimum pada musim dingin

2

Iklim benua

Hujan maksimum pada musim panas

2m

Iklim benua

Hujan jenis monsun

D

Iklim Dingin

Musim dingin lamanya 6 bulan dengan suhu rata-rata < 6.1 C


Jenis Iklim

Kriteria Curah Hujan

1

Iklim laut

Hujan merata atau maksimum pada musim dingin

2

Iklim benua

Hujan maksimum pada musim panas

2m

Iklim benua

Hujan jenis monsun

E

Iklim Artik

Tidak ada musim panas > 3 bulan dengan suhu rata-rata < 6.1 C

F

Iklim Gurun

Curahan rata-rata < 20 % suhu tahunan rata-rata

1

Iklim gurun terik

Tak ada musim dingin, tak ada bulan dengan suhu < 6.1 C

2

Iklim gurun lintang menengah

Terdapat beberapa bulan dengan suhu < 6.1 C

G

Iklim Pegunungan

Tidak ada musim panas > 3 bulan dengan suhu rata-rata < 6.1 C

Tipe Iklim Menurut Junghuhn

Menurut Junghuhn pembagian daerah iklim dapat dibedakan sebagai berikut

  1. Daerah panas/tropis
    Tinggi tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3° – 22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.
  2. Daerah sedang
    Tinggi tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.
  3. Daerah sejuk
    Tinggi tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.
  4. Daerah dingin
    Tinggi tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya tidak ada tanaman budidaya.

Pembagian iklim menurut Junghuhn

Gambar di atas menunjukan pembagian iklim menurut Junghunn

Pembagian Iklim lainya berdasarkan:

  • Iklim Matahari
  • Iklim Fisis

Iklim Matahari :

1) Iklim Tropis
Iklim tropis terletak antara 0° – 231/2° LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi.

Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:

  • Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.
  • Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 – 5°C, sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.
  • Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
  • Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.

2)

Iklim Sub Tropis
Iklim sub tropis terletak antara 231/2° – 40°LU/LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang.

Ciri-ciri iklim sub tropis adalah sebagai berikut:

  • Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang.
  • Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas.
  • Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
  • Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.

3)

Iklim Sedang
Iklim sedang terletak antara 40°- 661/2° LU/LS. Ciri-ciri iklim sedang adalah sebagai berikut:

  • Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai secara tiba-tiba.
  • Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.

4)

Iklim Dingin (Kutub)
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.
Ciri-ciri iklim tundra adalah sebagai berikut:

  • Musim dingin berlangsung lama
  • Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
  • Udaranya kering.
  • Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
  • Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
  • Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah.
  • Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
  • Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia.

Sedangkan ciri-ciri iklim es atau iklim kutub adalah sebagai berikut:
• Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.
• Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.

Iklim Fisis
Iklim fisis adalah berdasarkan fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan. Iklim

Fisis terdiri dari:

1)

Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.

Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai berikut:
a) Suhu rata-rata tahunan rendah;
b) Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
c) Banyak awan, dan
d) Sering hujan lebat disertai badai.

Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
a) Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;
b) Banyak awan;
c) Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;
d) Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.

2)

Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40(, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil; dan
b) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.

Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu tahunan besar;
b) Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah; dan
c) Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.

3)

Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian dan tahunan besar;
b) Udara kering,
c) Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah; dan
d) Jarang turun hujan.

4)

Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi;
b) Terdapat di daerah sedang;
c) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;
d) Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan;
e) Kadang banyak turun salju.

5)

Iklim Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a) Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan;
b) Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan musim kemarau.

Gambar di bawah menunjukan perbandingan distribusi dan intensitas curah hujan klimatologi antara dua periode (1931-1960) dengan periode (1961-1990) dan terjadi perubahan yang besar hal ini juga menunjukan terjadi perubahan iklim di beberapa tempat tersebut.

48 Tanggapan to “Mengenal Iklim Indonesia”

  1. rahmat said

    Great job Kadarsah atas artikel2 nya…
    terus menulis….

    btw, sekarang dimana ?

    salam,
    Rahmat

  2. kadarsah said

    Terimakasih.
    Wah saya tunggu juga nih artikel dari Mas Rachmat.

    Sekarang saya ada di Indonesia…

    Salam ,
    Kadarsah

  3. dayant said

    itu kan iklim bandung/ jawa.. blum bisa di bilang iklim indonesia.

  4. dayant said

    dayant:
    BMG-Klimatologi Manado

  5. eko efendy said

    Mau tanya nih kota temanggung masuk iklim apa menurut oldeman…dan mohon interpreatasinya nuhun

  6. haqeem said

    artikelnya lumayan bagus tp sayang msh belum dicantumkan sumbernya dari mn?
    trus beda antara iklim Mohr dan SF tidak jelas. Satu lag klo mo tampilkan gambar tipe SF hrs yg terbaru jgn data (1967-1976)

  7. kadarsah said

    Terimakasih ats berbagai tanggapannya.Akan saya rangkum jawabannya.
    1.Tulisan ini dari berbagai sumber,internet,buku ,catatan kuliah dlln dan tulisan ini belum selesai.

    2.Rencana saya kan menambahkan tentang iklim keseluruhan di Indonesia ( langkahnya bertahap dari Bandung, Jawa dan daerah lainnya).Makanya saya buat judul Mengenal Iklim di Indonesia, tentang contoh iklim Bandung/Jawa seperti diatas itu hanya mendeskripsikan contoh aplikasi iklim.Dan untuk Idonesia belum selesai.

    3.Inginya saya menggunakan data terbaru tapi kekuarangan data.Dan kemungkinan gambar diatas pun akan segera di update.

  8. La An said

    dr apa yg pernah saya baca. schmidt-ferguson tidak pernah menggunakan istilah lembab dalam klasifikasi iklimnya. mohon dikoreksi jika salah. untuk menghitung jumlah rata2 bulan kering pada klasifikasi iklim schmidt-ferguson dicari dengan menggunakan rumus jumlah CH<60 dibagi jumlah bulan pengamatan begitu juga untuk jumlah rata2 bulan basah

  9. kadarsah said

    Mohon untuk Mas La An bisa diperjelas cara perhitungan menggunakan Schmidt-Ferguson.
    Terus untuk klasifikasinya berarti hanya bulan basah dan kering saja?
    Terimakasih.

  10. La An said

    Q = jumlah rata-rata bulan basah/jumlah rata-rata bulan kering

    jumlah rata-rata bulan basah = curah hujan lebih besar dari 100 mili meter per bulan/jumlah bulan pengamatan

    jumlah rata-rata bulan kering = curah hujan lebih kecil dari 60 mili meter per bulan/jumlah bulan pengamatan

    keterangan:
    / adalah bagi
    jumlah bulan pengamatan adalah jumlah bulan data yang digunakan. misalnya bila kita gunakan data 10 tahun maka jumlah bulan pengamatan adalah 10 * 12 = 120 bulan

  11. kadarsah said

    Terimakasih atas masukannya.

  12. lela said

    untuk tipe schmidt-fergusson belum ada keterangan masing-masing tipenya, A=… B=… C=… dll dan karakteristik lainnya.
    hatur nuhun

  13. ihwan said

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    makasih artikelnya kang, saya terbantukan menyelesaikan tugas saya berkat artikel ini,
    mohon bantuan kang kadarsa ttg perhitungan tingkat kekeringan lahan, berdasarkan indeks palmer

    makasih

  14. kadarsah said

    Walaikumsalam Wr.Wb
    Terimakasih telah ikut membantu.
    Tapi, Mas Ikhwan ini ikhwan yang mana ya?

    Trims,

  15. brema tarigan said

    bagus sekali tulisannya mas mohon diteruskan
    kami tunggu artikel yang lain

  16. kadarsah said

    Ok.Mohon doa restunya agar ada waktu dan ide-ide yang menarik

  17. abrew said

    Mantap kang, pantesan KADARSAH terkenal, karyanya mantap, saya doakan dapet ide terus.
    Sayang acces internet di tempat kuring minim pisan lah … sabulan sakali ge ngan cek e-mail ,,, janten baru baca nih tulisan2 sang kadarsah, yg nama lengkapnya kadarsah, panggilan kadarsah, ak kadarsah juga ,,, bravo Kadarsah …

  18. savedesea said

    Bermanfaat untuk lebih memahami masalah iklim dan masalah yang terkait.
    Ditunggu penyelesain tulisannya..

    Salam kenal

  19. Pak,selama ini sepengetahuan saya pembagian wil iklim di suatu daerah selalu berdasarkan oldeman, schmidt&fergusson. Apa ada metode lain gitu, yang mungkin bisa saya jadikan bahan untuk pembuatan Tugas Akhir (TA).Trus, tentang prakiraan curah hujan dengan berbagai macam metode (wavelet, arima, dan lain-lain) yang saya benar2 ndak tahu apa itu, tepatkah jika diambil untuk TA, mengingat tidak pernah diberikan mata kuliah sejenis itu. Mohon dibalas ya Pak…
    terimakasih banyak.

  20. Rika said

    Ass…
    Pak saya ingin tnya sekarang musim angin barat dan angin timur di Indonesia, khususnya di Aceh kapan terjadinya?karena akhir2 ne qan slalu berubah-ubah musim anginnya.Tolong dijawab pertanyaan saya ini pak y, krn saya sedang TA (Tugas Akhir), jd masih bingung dengan pola angin sekarang ini. Trims ats jawabannya.

    • kadarsah said

      Mungkin alamat ini bisa membantu

      Secara garis besar memang selalu berubah sehingga harus dibuat rata-ratanya, apakah bulanan,harian atau tahunan.
      RAta-rata yang puluhan tahun ( 30tahun) sering disebut rata-rata klimatologi.
      Untuk daerah Aceh secara umum untuk bulan sekarang dipengaruhi oleh angin muson yang bertiup dari Australia yang bersifat kering sehingga sedikit membawa hujan.Tetapi pola hujan Banda Aceh lebih dipengaruhi oleh ekutorial.

      Tiga Pola Curah Hujan Indonesia

      Trims

  21. Rangga Wijaya said

    Mas mau tanya ada beraap sih metode untuk mendeteksi perubahan iklim?

    • kadarsah said

      Setidaknya ada beberapa metode yang bisa digunakan:
      1.EOF (the Empirical Orthogonal Function): variances,Principal component (PC) dan Eigen map
      2.Mann Kendall trend test
      3.Metode Wavelet
      4.Kombinasi ketiga metode diatas.

      • Yudha said

        Ikut nimbrung dikit nih Pak Kadarsah, pertanyaannya menarik juga.

        Perlu dipahami bahwa iklim ialah ekspektasi atau nilai rata2 dari kondisi cuaca periodik (harian, bulanan, musiman, dll) dalam rentang waktu tertentu (biasanya 30 tahun), jadi perubahan iklim ialah perubahan nilai ekspektasi kondisi cuaca. Misalkan, ekspektasi (nilai rata2 selama 30 tahun terakhir) curah hujan bulan Desember di Jakarta sebesar 500 mm, ini diartikan sebagai kondisi iklim Jakarta.

        Jikalau ada perubahan iklim di Jakarta artinya nilai ekspektasi curah hujan bulan Desember berubah lebih atau kurang dari 500 mm. Nah secara intuitif bisa kita kembangkan metode2 ilmiah untuk mendeteksi perubahan ini. Misalkan, dengan menghitung ulang nilai ekspektasi menggunakan data saat ini dan dibandingkan dengan nilai ekspektasi 10 tahun yg lalu. Lebih detil lagi kalau kita bisa hitung nilai ekspektasi per-5 tahun atau lebih singkat, kemudian kita lihat arah perubahannya (trend), apakah meningkat, menurun, atau tetap.

        Secara sederhana kira2 begitulah cara untuk mendeteksi perubahan iklim. Metode2 yg disampaikan Pak Kadarsah ialah pengembangan lanjut perhitungan nilai ekspektasi dengan mempertimbangkan nilai kepercayaan statistik. Sekedar informasi bahwa metode2 diatas telah baku dan digunakan sejak tahun 70-an, walaupun sampai sekarang masih cukup sulit untuk dipahami secara utuh.

  22. RetnoSari said

    Mohon informasinya pak, bgmn mengubah angka proyeksi UTM ke angka dalam koordinat Cartesius? adakah softwarenya? Nuhun…

  23. hamba Allah said

    saya sedang nyusun tugas akhir. tapi saya kesulitan mendapatkan kelebihan2 metode thornthwaite dibandingkan dengan metode palmer dan metode lainnya.dan itu menjadi tugas perbaikan proposal penelitian saya.ada tidak jurnal tentang itu atau kutipan di buku tertentu,krn ketentuannya saya harus dapat dari jurnal resmi atau dari buku.bukan dari artikel2 internet saja.saya minta tolong dikirimkan ke alamat email saya…atau kalau ada yang punya,tolong kirim ke email saya ya…trimakasih sebelumnya(almuharrikah@gmail.com).

  24. sutrisno said

    Saya angat apresiatif terhadap ide-ide sosialisasi info iklim ini. Ke depan sebaiknya ditingkatkan hingga menyajikan data iklim dari berbagai stasiun iklim, sehingga akan membantu para perencana pembangunan pertanian dan pengelolaan lingkungan dalam menyusun analissnya. Kita tahu selama ini data dari BMG tidak mudah diakses, kalaupun bisa harganya mahal. Padahal data iklim adalah milik bangsa, pengukuran, pengumpulan, dan pengolahan (tabulasinya) sudah dibiayai uang rakyat (melalui pajak). Jadi data itu seharusnya dikembalikan kepada masyarakat untuk kepentingan pembangunan.

    • kadarsah said

      Sepakat sekali. Hal itu sesuai dengan UU MKG.
      Konsep yang seharusnya seperti itu sehingga manfaatnya bisa dirasakan langsung.
      Dan semua elemen masyarakat harus mendorong terus supaya hal tersebut terjadi.

  25. Yudha said

    Pak Kadarsah, yg dimaksud Pak Sutrisno ini ialah akses masyarakat ke data cuaca BMKG hendaknya gratis, apakah memang UU MKG menjamin itu ?. Dan juga bagaimana cara masyarakat untuk mendorong peningkatan profesionalitas BMKG ?

    • kadarsah said

      Kalau UU MKG memang tidak menjamin data secara gratis.
      Cara masyarakat mendorong profesional BMKG:
      1.Uji Materi UU MKG jika ada pasal-pasal yang dirasa tidak adil( termasuk tentang klausul data yang bisa didapatkan secara gratis).

      2.Mengajukan usulan ke DPR agar memasukan pasal mendapatkan informasi secara gratis, mudah,cepat dan akurat.

      • Yudha said

        Begini Pak Kadarsah, selama ini publik hanya membutuhkan produk akhir dari BMKG, yaitu berupa laporan prediksi cuaca, jadi saya tidak melihat ada urgensi bagi publik untuk mengusulkan uji materi UU MKG ataupun usulan ke DPR tentang akses data. Sedangkan yang sekarang benar2 membutuhkan data itu hanyalah para praktisi yang jumlahnya hanya segelintir, jadi tidak punya kekuatan massa untuk mengajukan usulan2 ke pihak2 berwenang (CMIIW). Nah dengan kondisi seperti ini maka harapan Pak Kadarsah terhadap dorongan publik itu akan sangat sulit terwujud.

        Disisi lain, menurut saya dorongan dari internal BMKG sendiri sesungguhnya akan jauh lebih efektif untuk mewujudkan akses data gratis bagi publik. Sebab selain tanggung jawabnya pada publik, ini juga menunjukkan transparansi lembaga. Akhirnya kredibilitas BMKG sendiri bisa semakin meningkat.

      • kadarsah said

        Sepakat dan mudah-mudahan segera terwujud

  26. BRIAN said

    wah makasih yaa blog nya bisa membantu saya menyelesaikkan tugaz dari sekolah

  27. Burhanuddin Yahya said

    maksih banyak atas infonya.

  28. Burhanuddin Yahya said

    ass….
    pa’ saya masih awam skali tentang matlab. tapi saya mw belajar tools yang ada dimatlab dalam menganalisis curah hujan. prosedurnya bagaimana aja??? mohon bantuannya pa’

  29. phaluwpie said

    bagus… tpi lebih bagus lagi klo dkasih dapus_nya…..

  30. kiki sii ki'llerz said

    tappi aq mau nanyya ciri2 ikLim gurunn,kurangg lengkaPP.maap yaaaa ..

    aq pengenn sekarangg jujja add cirri2 ikLim gurunn .. pLease

    saLLam maniEszZ,
    KIKI

  31. giffari gibran said

    artikel tentang iklim sedang tidak ada ya?

  32. Adang Saf Ahmad said

    Info tentang iklim ini sang at bermanfaat untuk merencanakan prasarana sumber daya air, seperti waduk, bendung dll. Tks untuk kerja kerasnya

  33. asss said

    yg aQ cari ndak ada
    iu””

  34. owh yaaaaaaaaaa
    wawwwww >>

  35. ade said

    pak saya ada tugas nih,kenapa perhitungannya selalu di ambil dari 30 tahun?kenapa tidak 10 tahun saja?

  36. eka said

    pak,,bagaimna dengan pengaruh temperatur puncak awan terhadap intensita huja ?

  37. eka said

    mas ,, ada gak tentang cuaca ekstrim denga gunakan sataid??

  38. terus maju kang… di tunggu hasil dan tulisannya semoga bermanfaat…

Tinggalkan Balasan ke kadarsah Batalkan balasan